Sunday, June 07, 2009

Cara Menentukan Pemimpin Dalam Islam

Pada 19 Mei 2009 02:37, Mohammad Andri Budiman menulis:
> Ustadz Adnan, apa yang antum bilang itu betul. Hanya, saya masih mencari-cari dari dulu, 
> bagaimana *cara* kita menentukan pemimpin yang kita akan berbai'at kepadanya. Kita tahu 
> bahwa bai'at *bukan* cara memilih pemimpin, namun bersumpah setia kepada pemimpin
> Jadi, sebelum berbai'at, tentunya harus ada pemimpinnya dulu bukan? :) Apakah antum
> bersedia menjelaskan cara menentukan (bila kata "memilih" dianggap tidak Islami) pemimpin
> dalam Islam?
>
> Wassalamu'alaikum wr wb,
> Andri

Askum.wr.wb

Mhn maaf baru bisa membalas sekarang. kmrn2 agak sibuk. Mudah2an Tuhan mudahkan saya untuk menulis tentang cara menentukan pemimpin dalam islam.

ada dua keyword yg penting di sini yaitu "pemimpin" dan "islam"

Pertama, mengenai pemimpin. Seorang pemimpin didalam islam, dia dilantik oleh  Tuhan. Ketika di zaman ada nabi dan rasul., merekalah pemimpin tersebut. Tuhan menunjuk mereka melalui wahyu yg diturunkan kepada mereka dan mereka menyampaikan pada ummatnya bahwa mereka adalah utusan Tuhan, dan perjuangan pun dimulai utk menegakkan sistem Tuhan
utk masa itu.

Nabi berbeda dengan Rasul. Rasul wajib menyampaikan risalahnya kpd kaumnya. Nabi tidak demikian, tetapi sekiranya ada yang mau ikut mereka, nabi itu pun menerima pengikut tersebut dan mendidiknya. Jumlah Rasul lebih sedikit dari pada jumlah Nabi. Rasul jumlahnya menurut beberapa kitab ada 313 orang , sedangkan nabi 124.000 banyaknya.

Di zaman ketika Nabi Muhammad Sudah Wafat, Pemimpin tersebut bukan lagi nabi atau rasul. Tetapi watak perjuangannya terbagi menjadi dua, ada yang mirip watak nabi, ada yang mirip watak rasul. Mereka inilah yang disebut "Ulama Pewaris Nabi".

Ketika zamannya adalah zaman berjuang (menurut hadist, di awal kurun hijriah , sekitar 30-40 th pertama dari 100 tahun tiap kurun hijriah), Muncul Pemimpin Berwatak Rasul yang disebut Mujaddid.

Ketika di tengah atau di akhir kurun hijriah, muncullah pemimpin berwatak nabi yg di sebut wali kutub atau ghauts.

Pemimpin2 yang tergolong mujaddid adalah : Sayidina Umar Bin Abdul Aziz, Imam Abu Hasan Ashaari, Imam Sayuti, Imam Ghazali, imam sayuti dll. Mereka berjuang memperbaiki kerusakan agama di zamannya.

Ketika di zaman Umar bin abdul aziz, sisi islam yang rusak adalah sisi pemerintahan islam, maka beliau berjuang memperbaiki segi pemerintahan islam sehingga jadilah kekhalifahan beliau kekhalifahan yg sangat di kagumi sampai hari ini.

ketika zaman imam abu hasan ashaari, segi aqidah islam di serang oleh paham muktazilah, beliau berjuang mempertahankan aqidah ahlussunnah wal jamaah dengan mengeluarkan kaidah sifat 20 dan membersihkan paham muktazilah dari ummat islam.

ketika zaman imam syafii, terjadi permasalahan dalam menentukan hukum2 islam, terjadi perbedaan diantara mahzab imam malik yang semata-mata menggunakan hadist , dgn imam hanafi yang kuat menggunakan logika. imam syafii mengeluarkan kaedah yang sampai sekarang masih digunakan, yaitu usul fiqh.

Begitulah seterusnya permasalahan atau segi2 kerusakan dalam pengamalan ajaran islam setiap waktu diperbaiki oleh Tuhan dengan mengirimkan mujaddid tiap seratus tahun sekali. Dan di akhir zaman ketika pengamalan islam di semua segi kehidupan sudah rusak, maka mujaddid sekaligus khalifah terakhir yang akan dikeluarkan oleh Tuhan untuk membenahi semua kerusakan adalah Imam Mahdi.

Itulah peran mujaddid, Ulama berwatak rasul. Sedangkan Gauts, atau Kutub, adalah Ulama berwatak nabi yang turun di tengah atau di akhir kurun hijriah, biasanya beliau2 ini mengajak ummat untuk ber-uzlah dan ber-ibadah saja. Sebab zamannya bukan zaman berjuang. Tuhan sudah tentukan demikian, mrk pun Taat. mrk mengajak pengikutnya hanya untuk
mengasingkan diri (ber-uzlah) dan memperbaiki ibadah2 saja. Mereka ini misalnya, Syeikh abdul qadir jailani , syeikh abu hasan syazili, syeikh ahmad rifai dll syeikh tarikat pada umumnya

Itu dari segi peranannya. Sedangnya dari segi cara Tuhan menunjuk mereka, caranya sama. Rasulullah akan datang kepada mereka, baik dengan jalan mimpi, maupun secara yakazah (berjumpa dalam keadaan sadar dengan ruh rasulullah), kemudian rasulullah menyatakan dan
melantik beliau sebagai pemimpin.

Sebagai kaedah verifikasinya, Ruh Rasulullah Tidak hanya datang ke orang ini. Ruh Rasulullah akan menemui wali wali lain untuk memberikan kabar yang sama, sehingga masyarakat bisa melihat , dari berbagai belahan bumi, orang2 yang sebelumnya tidak pernah dijumpai dan
dikenali oleh yang dilantik tersebut, datang membawa berita bahwa "Saya berjumpa rasullah pada tanggal sekian2 dan rasulullah menyebut bahwa engkau adalah mujaddid, dan saya diminta oleh Rasulullah berbaiat kepada engkau".

Kaedah verifikasi ini mesti ada. Ini adalah cara pelantikannya, Langsung dilantik oleh Rasulullah sebagai wakil dari Tuhan.

Jadi kalau mau mencari pemimpin untuk di baiat, coba cek apakah pemimpin tersebut pernah (atau malah sering) berjumpa Rasulullah dan apakah ada orang lain dari belahan dunia lain yg tidak dikenal tiba2 datang membawa berita yang sama. ini kaedah yang paling simpel

Sebagai contoh, Saya bawakan kisah pemimpin yang sudah di tunjuk oleh hadist utk menaklukkan konstantinopel, namanya Sultan Muhammad Al Fateh. Ketika dia baru lahir, datang seseorang dari bukhara, uzbekistan, yaitu syeikh syamsuddin al wali mendatangi ayahnya (raja osman ghazi , CMIIW) yang waktu itu sedang berniat menyerbu pusat kerajaan romawi timur tersebut sambil berkata, "bukan engkau yang akan menaklukkan konstantinopel, tetapi bayi yang ada dalam buaian ini".

Bayi itu pun diambil untuk dididik oleh Syeikh tersebut dan pada umur 21th, apa yang dikatakannya menjadi kenyataan.

Syeikh syamsuddin al wali ini di utus oleh gurunya di bukhara dan gurunya ini mendapat pesan dari Rasulullah untuk mengutus muridnya ke turki untuk mendidik sang calon pemimpin.

ini kaedahnya. Ada juga kaedah lain utk menilai apakah seorang itu betul2 pemimpin kebenaran atau bukan, cuman agak panjang, jadi mudah-mudahan lain kali sempat di tuliskan.

mohon maaf lahir batin

-adnan-

No comments: