Sunday, June 07, 2009

Gejala Gejala Ke Arah Islam

> Dari: M. Salman Hudaya <salman_hudaya@yahoo.com>
> Topik: [Itb] Film "Perempuan Berkalung Sorban" dianggap menyesatkan
> Kepada: itb@itb.ac.id
> Tanggal: Senin, 2 Februari, 2009, 8:44 AM

http://ng.republika.co.id/koran/0/29016/Film_Perempuan_Berkalung_Sorban_Dianggap_Menyesatkan

"Hanung Bramantyo membantah adanya dialog haramnya perempuan keluar rumah yang didasarkan pada Alquran dan Hadits. "Tak ada dialog seperti itu, itu hanya pendapat sang Kiai yang notabene pemilik pesantren bukan berdasarkan Alquran dan Hadits," kilahnya.

Berhubung saya tidak minat nonton film ini, jadi pendapat hanung bramantyo untuk sementara saya percaya terlebih dahulu.

-----

tetapi tetapi terlepas dari sesat tidak nya film tersebut, segala sesuatu yg dilabeli islam sekarang ini mudah menarik minat masyarakat, sehingga menguntungkan. Buktinya, film seperti ini bisa dibuat, berarti ada yg mau memodali. Biasanya orang mau memodali sesuatu project kalau untungnya jelas.

Ini perubahan yg betul2 180 derajat, kalau dibandingkan dengan kondisi indonesia dan dunia pada umumnya tahun 60an,70an,80an.

Tahun 60an misalnya, DN Aidit, ketua CC PKI pernah berpidato dihadapan orang2 CGMI (Consentrat Gerakan Mahasiswa Indonesia), onderbow PKI "kalau CGMI tidak berhasil membubarkan HMI (himpunan mahasiswa islam), lebih baik semuanya pakai sarung saja".

Waktu itu sarung berhasil diidentikkan dengan kemunduran, keterbelakangan, kekolotan, dll label negatif. Sehingga orang yang memakai sarung dijadikan bahan ejekan dan cemoohan. Tetapi pada hari ini, industri sarung adalah tergolong industri besar. 

Tahun 60an sd 70. Hampir tidak ada orang yg memakai jilbab. Kebanyakan kaum perempuan islam tradisional hanya memakai kerudung model selendang yg tidak sepenuhnya menutup aurat. termasuklah para istri kiai, istri mufti, bahkan istri menteri agama. Tidak mudah membedakan mana yg istri menteri agama dan mana yang bukan sebab pakaiannya sama saja. yaitu Model ibu2 Dharma Wanita. 

Tetapi gerakan dakwah di awal 70an, 80an merubah segalanya. Orang ITB pertama memakai jilbab tahun 1978. Para orang tua yg dasarnya berpendidikan sekuler merasa panik melihat anak2nya tiba2 memakai jilbab. Sebab jilbab dianggap ekstrim, tidak bhineka tunggal ika, budaya arab, dan anti pancasila. Di tahun2 80 s.d 90 an banyak siswi2 SMA yg berjilbab dikeluarkan dari sekolah. Saya bahkan sempat bertemu orang yg pertama kali dikeluarkan dari sekolah di republik ini karena memakai jilbab. 

Seorang ulama terkenal pro pemerintah waktu itu bahkan sempat berbincang padanya dan berkata begini : "kalau kamu takut melepas jilbabmu di sekolah ini sebab takut masuk neraka, biar nerakamu itu saya yg tanggung.."... 
(memangnya neraka bisa di sub-kontrak kan ? )

Masalah ini selesai tahun 1991 ketika akhirnya pak harto mulai berpihak kepada islam, naik haji, ikut mendirikan ICMI serta meninggalkan CSIS dan gengnya.

Dan pada hari ini, kalau anda naik ke pasar tanah abang blok A lantai 5 misalnya, anda akan melihat satu industri besar, busana muslim, dalam skala yg tidak pernah terbayang pada tahun 1980an. 

artinya apa ? 

Artinya agama islam ini kalau di ikuti dengan benar, suatu saat dia akan jadi satu kekuatan ekonomi yg tersendiri. 

Kita lihat yg lain, Film misalnya..

Pada Tahun 1970an, kalau kita lihat film indonesia, misalnya yang biasanya di bintangi oleh sophan sopiaan dan widyawati, Kalau dalam film itu ada adegan perkawinan, lokasinya pasti di dalam gereja. Silakan cek kalau tidak percaya.

Tetapi pada hari ini, walaupun bintang sinetronnya bukan beragama islam, adegan perkawinannya pasti di depan penghulu. Apa artinya ini ?

Artinya, walaupun pemilik rumah produksinya adalah orang india, tetap saja yang laku di jual adalah islam.

Sama kasusnya dengan musik, walaupun kasus yg dialami personil band ungu seperti yang kita lihat di berbagai infotainment, dan setahu saya personil band gigi tidak semuanya islam, mereka hidup dengan menumpang gelombang kebangkitan islam.

Kita bisa juga melihat pada kasus yg lain, kasus industri herba misalnya. Walaupun dibandingkan dengan industri farmasi yg konvensional ukurannya masih kecil, dan sifatnya dalam kacamata medis dianggap obat experimental, sebab masih kurang uji klinis yg sesuai standar kapitalisme industri farmasi, masa depannya cukup cerah. Kenapa, sebab herba ini ditempeli dan didasarkan pada hadis2 nabi. orang yang ada keyakinan islam, jika disuruh memilih apakah mereka mau berobat menurut cara profesor dengan tujuh titel dibelakang namanya, dengan berobat menurut cara nabi, mereka akan ikut nabi. profesor itu tidak akan menang. Sebab kalau dia menafikan cara pengobatan ini, otomatis dia menentang hadist nabi.  

Apa artinya semua ini ?

Artinya, ada orang, ada kelompok, ada golongan, yg selama 4 dasawarsa ini telah berhasil memarketingkan islam,mendakwahkan cara hidup islam. Hingga sekarang ini, setidaknya dari segi label dan penampilannya, islam sudah bisa diterima. 

Tentu saja penampilan tanpa isi tidak akan ada artinya, Makin lama minat orang pada islam akhirnya akan sampai pada masalah inti patinya, pada perbaikan akhlak dan perilaku manusia serta manfaat islamnya seseorang bagi masyarakat, bangsa, negaranya. Orang akan mencari ini. 

Dan ketika ada segolongan orang, yg memenuhi ciri2 ini, yang mereka  berakhlak mulia dan bermanfaat bagi semua orang, insyaAllah bukan hanya pakaian, lagu, musik, yg berubah tetapi negara ini akan berubah secara aman dan damai menjadi negara islam.

-=adnan=-

1 comment:

DANDO said...

Benar juga, ya. Adegan pernikahan dalam film mau pun sinetron memang biasanya mengarah pada Islam. Tapi kalau mau syuting video klip, sepertinya belum ada yang mengambil lokasi di pemakaman Islam, biasanya di pemakaman Nasrani yang banyak patung-patungnya....